Minggu, 17 Juni 2012

MTs is Something (part I)

Halloo…

        Gue akan menceritakan kehidupan gue selama bersekolah di sekolahan kebanggaan gue yaitu, MTsN Model Darussalam Martapura. Atau yang dikerenin jadi “TSAMOEDRA”. Gue akan menceritakan Awal gue masuk sekolah ini, sampai gue lulus dan masuk SMAN 1 Banjarbaru. Mulai dari kelakuan gue, hingga orang-orang yang pernah gue suka. Gue harap loe gak muntah membaca cerita ini. #barangyangharusdipakaisaatmembacanya, kunci inggris. (lah, apa hubungannya? #plaaakk!!!) enough!!...

           Dahulu kala keempat elemen hidup dengan damai. Tetapi semua itu berubah saat Negara api menyerang. Hanya avatar yang dapat menghentikannya. Tetapi avatar menghilang. Seratus tahun kemudian aku dan kakaku menemukan avatar baru. (Loh, apa hubungannya avatar sama cerita gue? Yaah, gak ada sih. But, FYI, gue sangat menyukai kartun avatar. Gue paling suka dibagian Aang berkelahi melawan pangeran Zuko. Bukan Aang yang gue suka, tetapi pangeran Zukonya. Pangeran Zuko itu cakep, gagaaahhhh.. dia juga keren. Yaaah, biasa laa.. cewek kan biasanya suka ngeliat yang cakep-cakep) okay, kembali  ke cerita.


 Ini tampang gue beberapa tahun yang lalu :



 Ini tampang gue sekarang : 

            Sebenarnya, (dulu) gue gak niat banget sekolah di MTsN Model ini. Gue merasa sekolah ini aneh! Coba deh loe pikir! MTs itu kan sekolah agama Islam. Loe tau kan apa itu MTs? Gak tau yah? NDESOO!! MTs itu adalah Madrasah Tsanawiyah, atau sederajat sama SMP. Loe tau kan SMP itu apa? Gue yakin loe tau. Karena gue percaya loe pintar. Sejujurnya, gue tau apa itu MTs karena temen gue yang ngasih tau gue waktu kelas 8 dulu. Naaaah, yang membuad gue bingung sampai sekarang kenapa harus ada MODELnya? APA ITU MODEL? APA MAKSUDNYA MODEL? What’s the meaning of MODEL? Gue pikir, maksud modelnya itu adalah belajar menjadi seorang model. Kayak sejenis modeling school. MTs dan Model disatukan jadi, MTs Model. Yang gue kira artinya sekolah yang mengajarkan anak didiknya menjadi seorang model yang sopan, tertutup, dan sesuai syariat Islam. Tetapi setelah sekian lama gue jadi penghuni sekolah ini, gue gak pernah di ajarkan bagaimana menjadi seorang model. Setelah gue lulus, gue baru tau ternyata MTsN Model itu artinya MTs percontohan kayak gitu. Naaaah, gue tetep bingung apa maksudnya percontohan.
          Mamah papah memaksa gue sekolah disini. Sebenarnya, gue ingin sekolah di SMPN 1 Martapura. Gue udah nyoba memberitahu mamah papah kalau gue pengen sekolah disana. Tetapi papah mamah tidak mendengarkan gue. Akhirnya gue pun menerima dan mencoba ikhlas sekolah disini dengan diiming-imingi seperangkat alat computer tunai. Waktu itu gue ragu, apakah gue harus menerima sekolah disini atau menolak seperangkat alat computer yang mamah papah berikan apabila gue sekolah di MTs Model ini. Akhirnya gue menerima sekolah disini.
        Tetapi baru gue tau, papah mamah menyekolahkan gue di MTsN Model tercinta ini karena ingin merubah gue. Kelakuan gue dulu lebih parah daripada sekarang. Dahulu, gue paling anti memakai jilbab. Waktu di SD dulu, setiap siswinya di WAJIBKAN memakai jilbab saat upacara. Gue menerima peraturan itu dengan sangat terpaksa. Setelah upacara selesai, gue cepat-cepat melepas jilbab gue. Gue gak tahaann!!! Gue kepanasan. Gue pikir, kenapa orang tahan banget memakai jilbab yang panas kayak gitu? Mungkin didalam jilbab mereka ada alat pendinginnya. Gue juga paling gak tahan pakai pakaian panjang. Saat di SD dulu, ada peraturan yang mengharuskan muridnya memakai baju tangan panjang, rok panjang, dan pastinya memakai jilbab pada hari Kamis. Sebagai murid yang baik, gue gak pernah menjalankan peraturan itu. Hingga, bapak kepala sekolah memanggil gue dan bertanya, “Desi, kenapa gak pakai tangan dan rok panjang?”. Gue berkata dengan enteng dan santai, “saya gak tahan, Pak. Saya kepanasan” ucap gue. Selain gue anti memakai jilbab dan memakai pakaian panjang, gue juga paling buta sama pelajaran agama Islam. Dahulu gue jarang banget shalat. Shalat sih. Tapi cuman Magrib aja. Sisanya jarang banget. Di SD dulu, setiap seminggu sekali, kami harus shalat berjamaah di Mushala sekolah. gue jarang mengikuti shalat berjamaah di sekolah. Gue males. Gue juga buta banget sama rukun-rukun. Gue gak tau apa itu rukun iman, rukun islam, ataupun rukun-rukun lainnya. Walaupun gue jarang shalat dan gak tahu apa-apa tentang Islam, gue cukup lancar mengaji. Karena, setiap tiga kali seminggu, gue dan adik gue belajar mengaji dengan mendatangkan guru ngaji kerumah dan gue masih belajar ngaji sama beliau sampai sekarang.
          Gue pun mendaftar disini. Perjuangan gue untuk mendaftar masuk sekolah ini gak mudah, gue harus belajar shalat yang betul dan benar. Gue belajar shalat sama guru ngaji gue. Gue mesti belajar bagaimana bacaan shalat yang benar sesuai tajwid. Jadi beliau yang mengajarin gue shalat. Jujur, sampai sekarang gue gak tau siapa nama beliau. Gue malu nanya. Nanti gue dibilang gini, #in Banjar language, “ummaaaa.. lawasnya dah belajar ngaji. Kada tahu ngaran bapa laa? Kada beadap!!” (in Indonesia : astagaaa, sudah lama belajar ngaji ama bapa, massak gak tau nama guru ngaji sendiri?).. gue gak bisa ngebayangin kalau beliau bilang gitu sama gue. Mau dimana muka gue diletakin? Di pantat loe? :p Iiiihh.. NAJOOOOSS!!! Perjuangan gue belajar shalat sama Bapa-yang-gak-pernah-gue-tau-namanya pun membuahkan kesuksesan. Akhirnya, setelah berjuang mati-matian, gue diterima di MTsN Model Martapura tercinta ini. Alhamdulillah yah, sesuatuu~
         Gue masih ingat hari pertama gue menginjakkan kaki sebagai murid SAH MTsN Model ini, hari itu adalah hari Senin tanggal 13 Juli 2009. Kami para murid baru harus di MOS terlebih dahulu selama tiga hari. Loe tau kan apa itu MOS? Gue males ngasih tau loe, loe cari aja di kamus bahasa Indonesia, biasanya ada kok. Pada hari pertama itu, kami disuruh pakai baju putih tangan panjang dan rok biru panjang. Hal pertama yang gue lakukan adalah melipat tangan baju sampai diatas siku. Gue kan udah bilang, dulu gue gak tahan pake baju tangan panjang. Dan hal kedua yang gue rasa adalah memandangi rok gue yang udah berubah warna yang dulunya warna merah, sekarang menjadi biru. Rasa bangga pun muncul dimana-mana. Hari itu adalah hari Senin, seluruh siswa MTsN Model harus mengikuti upacara yang telah menjadi ritual. Kami para murid baru juga harus mengikuti ritual tersebut, dan loe tau apa? Kami para murid baru harus mengalungkan papan nama dileher kami. Kami harus memakai papan nama tersebut kemana pun kami pergi. Jadi, waktu upacara, gue mengalungkan papan nama gue yang bertuliskan “DESI” sebesar-besarnya, biar semua orang bisa melihat dengan puas siapa nama gue. (niatnya sih biar cowo-cowo bilang gini, “waaaah, cewek yang bernama Desi itu manis banget..” ). Muahahahaa
                   
 Ini poto poto gue berada di sekolahan tercinta gue, check this out :


                Setelah upacara selesai, gue ternyata masuk di local 1. Yaitu, dikelas VII E. Disana gue cuman berteman dengan teman-teman SD gue dulu. kenapa? Loe pasti juga sama kayak gue dulu. Ya, gue gak kenal anak yang bukan dari anak SD gue dulu. Pada MOS pertama, kami hanya diberitahu tempat-tempat disini. Saat pertama kali gue liat lapangannya, subhanallaaaaahh~ luas banget! Tapi setelah gue menjadi salah satu penghuni disini, gue merasa lapangan sekolah ini kecil banget! Entah itu mengecil sendiri apa memang kecil banged. Itu terlihat saat senam yang kami lakukan setiap hari Sabtu pagi. MOS hari kedua, kami disuruh membawa makanan yang dari tebak-tebakan (gue lupa apa nama tebak-tebakkannya). Kami juga disuruh membawa 100 butir kacang hijau buad mengolah bubur kacang hijau. Gue dapetnya dikit banget! Seandainya boleh nambah, mungkin gue udah nambah 10 kali. Naaah, pada MOS hari terakhir kami disuruh pakai baju olahraga yang menurut gue warnanya gak keren banget.

 Naah, ini poto gue dan salah satu temen akrab gue, Asha, saat pake baju olahraga :


            Dengan sedikit terpaksa gue memakai baju olahraga itu. Kami disuruh berjalan mengelilingi MTs, pada saat kami berjalan, tiba-tiba beberapa kakak kelas mencoret muka kami pakai arang atau apalah itu namanya. Pokonya warnanya item-item gitu deh. Setelah puas muka kami dicoret-coret, kami harus melakukan ritual MOS terakhir, yaitu senam gembira. Kami bermain bola yang diberikan kepada orang yang didepan atau yang dibelakang kami. Gak ngerti? Sama! Tapi gue coba menjelaskan, ginii.. gue masih ingat gue dulu berada dibaris nomor 3 dari depan. Naah, orang yang di paling depan diberikan bola oleh Pak Riswandi. Jadi orang yang didepan ini, memberikan bola kebelakang tapi jangan memalingkan badannya. Begituuu, bloggers… Tetapi, permainannya gak segampang itu, kami harus berlomba cepet-cepetan melawan regu lain. Setelah selesai MOS itu, resmilah sudah gue menjadi anak MTsN Model.
               Naaah, inilah awal semuanya bermulai. Awal dimana gue dan semua kekonyolan dan kegalauan gue terjadi. Dan gue baru sadar, kalau dulu gue anak yang sangat sangat sangat memalukan. Yaaaah, mungkin setelah loe membaca cerita ini, loe akan berhenti berteman dan menyesal telah pernah berteman sama gue. Atau loe bilang gue gini, “ini manusia atau iblis? Gak ada bedanyaaaa~”. Dan bagi yang udah dari dulu gak suka sama gue, jadi makin gak suka setelah baca post ini.






Cukup sekian dulu post dari gue, tunggu part IInya yaa :)
(DcMarais)

1 komentar: