Hai, ini post kedua lanjutan post sebelumnya. Selamat membaca yaa :)
Keesokan harinya, gue
pergi ke sekolah dengan seragam putih biru yang waktu itu gue banggakan.
Sepanjang jalan gue senyum-senyum sendiri. sesampainya disekolahan, gue mencari
nama gue disemua kelas VII. Ternyata gue masuk di kelas VII D, yang kelasnya
bersebelahan dengan kelas MOS gue dulu. Di VII D, gue sekelas sama Noor Laina
Maireda yang biasa dipanggil Ellen, yang namanya sepanjang jalan tol, Asha Cita
Puteri Erdanu atau biasa dipanggil Asha. Tapi bila dikampungnya, dia dipanggil
Puteri. Gue juga sekelas sama anaknya Pak Manhuri, Lisda Noorfitriyanti. Dan
masih banyak lagi.
Pada saat
pembagian kursi, gue, Asha, Lisda dan Ellen tidak mendapatkan kursi. Kami
terlambat mengambil kursinya. Sedangkan semua penghuni VII D yang lain sudah
duduk dengan santai dikursi mereka masing-masing. Keempat cunguk gembel ini,
gue, Asha, LIsda dan Ellen terpaksa duduk di kursi panjang garis-garis
warna-warni yang biasanya ada di depan setiap kelas. Untuk saat itu,
permasalahan terhadap kursi selesai dengan kami yang harus duduk di kursi
panjang.
Wali kelas kami
pun masuk, yaitu Bapak Rudi Alamsyah. beliau sangat cuek dengan kelasnya,
beliau gak peduli apakah kelasnya kotor ataupun bersih. Pada saat itu, kami pun
melakukan pemilihan organisasi kelas. Yang gue ingat waktu itu, Rahman sebagai
ketua kelas. Lalu dia berhenti menjadi ketua kelas karena merasa tidak
dianggap. #miriss..
Di VII D, gue
berkenalan dengan banyak orang. Aida, Betty, Nisa, Ani, Laili, Atus, Nita,
Jihan, Mailani, Maya, Rahman, Iqbal, Mufid yang matanya aneh bila lagi ketawa,
salah satu matanya jadi sipit, Haris, Agus, dan… aaahhh~ gue lupa! Pokonya masih banyak
lagi.
Setelah beberapa
hari menjadi penghuni VII D, gue, Asha, dan Ellen membikin sebuah gang yang
bernama The Kinka. Kata Kinka berasal dari sebuah film yang gue tonton berjudul Nim's Island. Disana penarinya harus bilang Kinka saat meloncat dalam tariannya. Gang ini adalah
sesuatu hal yang menurut gue cukup konyol. Loe tau kenapa? Nama belakang gang
ini selalu berubah-ubah, Mulai dari The Kinka Boyz. Kata Boyz diambil karena
waktu itu gue, Asha, dan Ellen punya kakak kelas cowok yang kami sukai.
Tak begitu lama, nama The Kinka Boyz berubah lagi
menjadi The Kinka Kweck Kweck. Yaah, asal mula kweck-kweck ini bermula waktu
dulu kami les disekolah. Yang gurunya adalah Bapak Sasi Hermanto. Beliau
memanggil kami trio kweck-kweck karena gue, Asha, dan Ellen selalu bertiga.
Beberapa bulan kemudian, nama The Kinka Kweck Kweck pun berubah lagi. Aaaahh Gue
lupa berubah jadi The Kinka apaan, pokonya nama gang ini selalu berevolusi dari
waktu ke waktu dan dari setiap kejadian yang pernah kami alami.
Setelah nama The Kinka
yang-gue-lupa-nama-belakangnya-apaan menyebar, Lisda ingin bergabung dengan
gang kami. Sebenarnya, gue dan Asha bilang gak usah dimasukin. Tetapi Ellen
bersikeras ingin Lisda supaya masuk. Dengan sangat terpaksa gue, dan Asha
menerimanya. Tetapi Lisda masuk gang ini gak mudah, dia harus di tes dulu, yang
tesnya gue udah lupa. Setelah melalui tes, Lisda pun resmi menjadi salah satu
anak The Kinka. Jujur yah, waktu pertama dia masuk gang ini sih gue agak gak
suka sama Lisda. Tapi semenjak gue makin mengenal dan berteman dengan Lisda,
ternyata orangnya kocak, rame, lucu, kadang-kadang cerewet tapi asyik.
Inilah salah satu bukti poto anak Kinka dulu
waktu di depan got Banjarbaru di dekat kantor pos. (paling depan: Lisda, Asha,
gue, dan yang terakhir adalah Ellen).
Bila gue liat poto itu, gue jadi ingat pengalaman yang
cukup gila sama mereka. Waktu itu adalah hari Minggu, Asha, Ellen dan Lisda ke
rumah gue, rencananya sih kami ingin makan-makan ikan dirumah gue. Tetapi batal,
karena ada suatu hal. Ide nekat pun akhirnya datang, kami berempat nekat
berjalan dari rumah gue ke AZ (Az Zahra) berjalan kaki. JALAN KAKI!! YA, berjalan kaki doang. Sedangkan jarak rumah gue ke AZ mencapai 4-5 KM.
Loe bisa ngebayangin gimana kelaparannya kami dulu. Ini adalah poto anak Kinka waktu dijalan
menuju AZ. Sayangnya gue gak ada karena gue yang harus moto.
(kanan
: Lisda, Ellen, Asha). Asha : gaya loe
4lL@yY banget. Ngebesarin pipi lalu naroh satu tangan di bibir. Apa artinya
itu? Loe pengen nunjukin jari telunjuk loe rata? Okay, gue akuin jari gue
memang gak ada yang rata. Ellen : dipoto tu loe kurusan yah? Lah, sekarang? Kok
loe gendut? Makan apaan? Bama? Lisda : loe dipoto juga agak kurusan. Loe makin
subur yah sekarang. Mantaaap! Pertahankan..
Sesampainya kami di AZ. Kami makan dengan lahapnya (baca
: dengan rakusnya). Sebenarnya sih ada poto waktu kami selesai makan, tapi
sayangnya udah ke hapus gara-gara computer gue dulu kena virus. Setelah selesai
makan, kami poto-poto di AZ. Dan loe tau apa? Kami berada di AZ lebih dari 3
jam. Alasan pertama jadi kami berlama-lama di AZ, 1) kami males pulang karena
harinya panas. 2) tak lama, harinya berubah jadi mendung, lalu ujan deh. Gue,
Asha, Lisda dan Ellen melakukan hal yang gue pikir sekarang sangat memalukan.
Kami berpoto ria di AZ. Waktu itu, gue liat pengunjung yang bareng sama kami
udah pulang, berganti pengunjung yang lain dan begitu lah terus. Jadi selama
kami di AZ, pengunjung udah berkali-kali ganti. Situasi disana mulai dari ramai
banyak orang, hingga sunyi. Saat suasana sunyi, kami benyanyi ria bersama. Gila
memang! Dan dipoto itu, yang paling banyak adalah poto Asha dan Lisda. Hebat
banget kalian yaahh.
Inilah beberapa barang bukti hasil otopsi yang telah
gue koleksi :
Bagaimana potonya menurut loe? Jujur yah, menurut gue,
gue dulu jelek banget! Udah item, dekil lagi. Loe tau apa artinya dekil?
Sebenarnya sih gue gak tau juga artinya dekil. Tapi gue pakai aja buad dianggap
keren. Dipoto tu loe bisa liat gimana kami waktu kelas VII dan loe bisa liat dan
menilai bagaimana kelakuan kami.
Setelah hujannya mulai reda, dan setelah kami puas
berpoto kami pun pulang. Sebenarnya kami pulang karena merasa diomongin sama
orang AZnya. Yah, loe taulah bagaimana anak muda. Sebelum kami pulang, kami
meminta beberapa plastic. Loe tau buad apa plastic itu? Plastic itu kami pakai
buad masukin sepatu kami dan beberapa plastic lainnya kami pakai untuk menutup
kepala kami agar tidak basah kena hujan. Pintar kan? Please, try it! Pesan
moral yang dapat loe ambil : jangan malu meminta plastic kalau tidak mau basah
kena hujan (DcMarais).
Dijalan kami melakukan kebiasaan rutin kami, yaitu
berpoto. Dan inilah hasil potonya :
Inilah beberapa poto kami yang berada dijalan. Dan loe
bisa liat, siapa yang selalu ada dipoto. Ya, Ellen dan Lisda. Mungkin mereka
pengen dipoto terus atau mereka gak bisa motonya. Dipoto itu, loe liat kan
plastic? Nah, itu adalah plastic yang kami minta di AZ. Loe liat kan ada
plastic putih dibawah, nah itu berisi sandal-sendal kami. Jadi sepanjang jalan
menuju rumah gue, kami telanjang kaki atau yang lebih dikenal dengan ngeker. Omong
omong tentang ngeker, ngeker ini adalah salah satu yang membuad gue galau. Yang
benar itu ngeker apa nyeker sih? Temen gue ada yang bilang ngeker, tapi
sebagian lagi temen gue bilangnya malah nyeker. Sumpah ini gue galau banged !!
Nyeker apa ngeker? Anybody, please tell me the truth.
Kami pun akhirnya sampai dirumah dengan selamat tanpa
ada anggota badan yang berceceran. Alhamdulillaaah.. sesampainya dirumah gue,
KAMI BEREMPAT MAKAN LAGI. Kami berempat makan mie goreng. Gue, Ellen dan Asha
cuman makan sebungkus aja, sedangkan Lisda… 2 bungkus boo! Mantaaaapppp..
Setelah (mungkin) merasa kenyang, mereka pulang ke alam
mereka masing-masing. Tinggallah gue dirumah. Sumpah yah, gue baru mikir kalau
kelakuan yang gue lakukan dulu itu sangat memalukan dan yaa you know laa..
Hey, FYI! Anak Kinka mengikuti ekstrakulikuler
paskibraka. Dan loe tau? Walaupun semua jari gue yang gak rata alias bengkok
semua, idung gue yang mancungnya melawan arah menjauhi titik sebenarnya sehingga
kemancungan yang dimiliki tidak terlihat oleh orang lain atau yang lebih
dikenal dengan pesek dan badan gue yang pendek ini, gue pernah ikut lomba PBB
tingkat provinsi dan berhasil meraih peringkat kedua. Loe tau kepanjangan PBB?
Engga? Payyaah!! PBB itu adalah Pendidikan Baris Berbaris yang gue tau
kepanjangannya setelah gue nanya sama Ellen lalu nulis disini. Naah, gue hebat
kan?
Ini poto gue dan anggota paskibra dari MTsN Model :
Saat sebelum ekstrakulikuler mulai, kami selalu
berpoto terlebih dahulu. Inilah beberapa poto yang berhasil gue abadikan :
Loe pasti nanya kemana Asha? Waktu itu kami lagi
ngacangin Asha. Dengan alasan yang gue udah lupa. Dipoto tu loe bisa liat
gimana jeleknya cara kami berjilbab. Sangat berantakan dan culun banget.
Well, dikelas VII D dulu itu massa-massa yang sangat
mengasyikkan bagi gue. Massa-massa yang paling kocak, massa-massa yang paling
gila. Dulu, waktu jam pelajaran kosong, gak ada guru yang masuk (gue gak tau
kenapa, guru-guru pada males masuk ke VII D. apa karena kelas kami yang sering ribut atau entahlah... Jadi dikelas kami sering kosong daripada belajarnya. Asyik sih,
tapi kelas kami jadi paling tertinggal).
Bila saat jam pelajaran lagi kosong, gue dan anak
kinka lainnya sering nyanyi-nyanyi gak jelas dengan suara yang pas-pasan bahkan
dibawah standar nasional Indonesia. Selain nyanyi, kami juga sering joget-joget
di depan kelas sambil nyanyi lagu India.
Naah, diantara anak kinka, suara yang paling bagus itu
adalah suara Asha. Yaah, gue jujur, suara Asha memang bagus, sangat-sangat
bagus. Gue kalah jauh dibandingkan suaranya Asha yang merdu. Bila diibaratkan,
suara gue kayak toak rusak trus dibuang ke TPA lalu dipungut oleh pamulung.Sedangkan
Asha yang diibaratkan seperti suara Celine Dion sedang nyanyi ditengah konser
yang megah. Kadang-kadang, gue mikir kenapa sih suara Asha bagus dan suara gue
engga? Mungkin ini memang sudah ditakdirkan oleh Allah SWT. (tapi, gue pengen
complain!!! Di Indonesia ada penyanyi yang suaranya pas-pasan, dan yaah, bisa
gue bilang sebelas dua belas sama suara gue. Contohnya, Nikita Willy sama siapa
tuh namanya, yang nama belakangnya ada bloodnya ituu. Yang jadi Zahira di
sinetron Putri yang Ditukar. Naaah, menurut gue suaranya engga terlalu bagus.
Dan suaranya itu banyak yang diedit. Tapi mungkin tampang mereka yang cantik
dan tubuh mereka yang aduhai, membuad mereka bisa menjadi penyanyi. Lebih parah
lagi sie Nikita Willy, yang menurut gue suaranya pas-pasan kayak gitu, udah
bikin album dan mempunyai banyak lagu. Subhanallaaahhh-___- mungkin kalau tampang gue cantik dan badan
gue bagus, suara gue yang pas-pasan kayak gini bisa jadi penyanyi, bisa duet sama
penyanyi-penyanyi favorite gue dan bikin beratus-ratus album. Waaaaah, gue bisa
kayaaaa.. )
Kembali ke cerita, selain kami sering nyanyi-nyanyi
dan joget-joget dikelas, kami juga dulu sering latian paskibraka di dalam
kelas. Yaaah, dantonnya bila enga Asha yaa Ellen. Gue mah males jadi danton.
Suara gue yang pas-pasan mungkin bisa merusak pendengaran mereka. contohnya,
waktu gue bilang hadap kanan, mereka malah balik kanan..
Sebenarnya sih cerita waktu gue kelas VII itu masih banyak dan sangat
konyol. Tapi kalau gue tuliskan semuanya disini gue takut kalau loe semua masuk
UGD. Jadi cukup segini aja tentang gue dikelas VII yah, bloggers :)
Tunggu post gue saat gue kelas VIII yaa..
(DcMarais)